Langsung ke konten utama

Asuhan Keperawatan Keluarga



Pengkajian Keluarga
Pengkajian pada tanggal : 4 Maret 2015
A.      Data Dasar keluarga
Nama Kepala Keluarga    : Bp P
Usia                                  : 60
Pendidikan                       : SD
Pekerjaan                          : Buruh
Alamat/ No. Telp             : Dusun Donotirto RT 07, Bangunjiwo Kasihan Bantul

No
Nama
Gender
Hubungan dengan KK
TTL/ Umur
Pendidikan
Pekerjaan
1
Ngadiyah
Perempuan
Istri

SD
Buruh
2







Komposisi keluarga : Suami dan Istri








 











Tipe keluarga : Keluarga Inti
Suku Bangsa  :  Jawa, Indonesia
Agama        : Islam
B.       Status sosial ekonomi keluarga
Ibu Ngadiah mengatakan total pendapatan keluarga dalam satu bulan kurang dari Rp 500.000 yang tidak mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari, biasanya apabila dia tidak mencukupi uang dia memenuhi kebutuhan untuk makan dengan cara memtik hasil kebun seperti daun singkong, pepaya dsb. Ibu ngadiyah mengatakan tidak mempunyai tabungan maupun jaminan kesehatan dari pemerintah.
C.       Aktifitas, rekreasi keluarga
Terlihat tahap perkembangan pada keluarga ini sadalah single adult, karena ibu ngadiah tinggal sendiri dan hanya beberpa hari sekali dikunjungi oleh suaminya. Ibu Ngadiyah tidak mempunyai anak.
D.      Lingkungan
Rumah yang dimiliki oleh Ibu Ngadiyah adalah milik pribadi ibu Ngadiyah, yang berjenis Permanen dengan Luas Bangunan 490 m, dan Luas Perkarangan ± 100 m. Rumah memiliki atap rumah genteng dan memiliki ventilasi yang kurang dri 10 % luas Lantai, akan tetapi pada saat siang hari cahaya mampu masuk karena adanya genteng kaca yang diletakkan diatap rumah. Penerangan yang digunakan adalah listrik, lantai pada rumah ibu Ngadiyah adalah Ubin yang sudah retak, sehingga kondisi rumah berdebu. Untuk pengelolaan sampah dibakar oleh Ibu Ngadiyah, untuk pembuangan air limbah hanya di buang diatas tanah. Sumber air yag digunakan adalah sumur gali tua yang ada dibelakang rumahnya. Saat buang air besar ibu Ngadiah ke sungai karena tidak mempunyai WC sendiri.

E.       Denah Rumah


 





F.        Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan
Ibu Ngadiyah mengatakan terdapat fasilitas kesehatan yang ada di Masyarakat yaitu Posyandu Lansia yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali, ibu ngadiyah jarang untuk datang ke Posyandu Lansia yang ada di Dusun Donotirto karena merasa malu apabila datang ke posyandu karena merasa ini bukan daerah asalnya. Sehingga dia jarang berinteraksi dan bersosialisasi dengan tentangga sekitar. Ibu Ngadiyah mengatakan juga dirinya jarang memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan yang dekat dan terjangkau dengan sepedanya karena itu satu-satunya alat transportasi yang dia punyai seperti Puskesmas, dan Dokter atau Mantri karena dia merasa tidak sakit. Karakteristik keluarga Ibu Ngadiyah adalah penuh dengan masalah yang dimulai dari tidak terpenuhinya Peran seorang Suami dari Ibu Ngadiyah yaitu Bapak Paimin. Ibu Ngadiyah tidak mempunyai saudara atau sanak famili yang ada disekitar Dusun Donotirto karena memang Ibu Ngadiyah merupakan anak tunggal dan Ayah ibunya sudah meninggal sejak lama. Sedangkan untuk karakteristik tetangga sekitar rumah Ibu Ngadiyah baik dan peduli akan keadaan dirinya, akan tetapi memang Ibu Ngadiyah mempunyai pribadi yang tertutup dengan orang lain. Dan menurut penjelasan Ibu Ngadiyah suaminya mempunyai masalah di Dusun Donotirto. Ibu Ngadiyah juga tidak pernah mengikuti kegiatan perkumpulan RT maupun Arisan di RT 07.
G.      Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung pada keluarga menurut Ibu Ngadiyah adalah seorang tetangga yang tinggal di daerah asalnya, dia sering memanggilnya dengan anak dari mbok gede. Dia yang sering membantu Ibu Ngadiyah saat ibu Ngadiyah terkena musibah seperti saat dia ditabrak oleh seorang pemuda dengan menggunakan sepeda motor.
H.      Struktur Keluarga
Pola komunikasi yang ada dalam keluarga Ibu Ngadiyah adalah satu arah, adanya ketidakterbukaan masalah yang sedang dialami satu sama lain dan waktu yang jarang dihabiskan bersama sehingga adanya ketidakadekuatan komunikasi dan masalah banyak bermunculan. Struktur kekuatan dalam keluarga ini tertuju oleh satu orang yaitu ibu Ngadiyah sendiri karena dialah yang mengambil keputusan akan dirinya dan menanggung semua kebutuhan dirinya. Peran yang dilaksanakan oleh seorang  kepala keluarga juga tidak dilakukan oleh Bapak Paiman, karena kesibukan Bapak Paiman dan beberapa masalah yang ada didalam keluarga dan di tetangga sekitar. Karena tidak adanya peran yang tidak berjalan sehingga semua keputusan diambil sendiri oleh Ibu Ngadiyah, Bapak Paiman datang hanya untuk mengeluh, dan kadang marah-marah pada Ibu Ngadiyah.
I.         Fungsi keluarga
1.      Fungsi afektif
Ibu Ngadiyah mengatakanadanya hubungan yang kurang harmoni antara dia dan suaminya, dia tidak pernah menuntut akan kebutuhan sehari-hari karena dia masih merasa mampu untuk memenuhinya sendiri. Ibu Ngadiyah dan suaminya tidak tinggal dalam satu rumah, karena adanya masalah suaminya dengan tetangga sekitar. Ibu Ngadiyah tidak mempunyai anak, tidak dijelaskan secara pasti alasan Ibu Ngadiyah tidak mempunyai anak, selain itu Ibu Ngadiyah terlihat tidak ingin membagi apa yang dia rasakan dan terlihat adanya ketakutan dan perasaan memedam dan kesedihan serta kesepian yang amat dalam.
2.      Fungsi sosial
Tidak terpenuhinya peran sebagai seorang kepala keluarga dari suami Ibu ngadiyah, membuat dirinya merangkap peran sebagai kepala keluarga dan menghidupi dirinya sendiri.
3.      Fungsi perawatan kesehatan
Ibu Ngadiyah sangat jarang menderita sakit,karena beliau makan makanan sayur yang di tanami didepan rumah, akan tetapi adanya giziy yang tidak terpenuhi oleh Ibu Ngadiyah karena Ibu Ngadiyah terlihat kurus. Ibu Ngadiyah memiliki Rumah yang tidak baik untuk kesehatannya karena sangat dekat dengan kandang kambing yang lembab dan kotor, selain itu Ibu Ngadiyah tidak pernah tidur beralaskan kasur hanya tikar yang menempel diubin berdebu dan berpasir. Ibu Ngadiyah tidak mempunyai asuransi kesehatan dari pemerintah. Untuk PHBS dari Ibu Ngadiyah terlihat belum dilakukan dan tidak mengetahui fungsi dan alasan mengapa harus dilakukan.
J.         Stress dan koping keluarga
Ibu Ngadiyah mempunyai Stressor Panjang yaitu masalah dengan peran yang tidak dilakukan oleh suami, ketidakadanya perhatian dan kasih sayang yang dia dapatkan sebagai seorang istri, dan adanya masalah dengan lingkungan sekitar yang disebabkan oleh suaminya. Selain itu tidak adanya keadekuatan komunikasi antara Ibu Ngadiyah dan Suami juga menjadi salah satu masalah yang dapat menjadi stressor jangka pendek. Akan tetapi, masalah yang Ibu Ngadiyah hadapi tidak dia pikirkan dan cenderung mencari kesibukan seperti merawat hewan ternaknya untuk mencari kesibukan agar dia tidak begitu terlarut dalam masalah dan kesedihan yang mendalam.
K.      Pemeriksaan fisik
No
Sistem
Ayah
Ibu
1
TTV
TD : 140/90
N : 70
RR : 18x/ menit
T : 36.70C
TD: 120/80
N: 80
RR: 18x/ menit
T: 37,0 0C
2
Kulit dan kepala
Kulit terlihat kering dan mukosa bibir terlihat lembab. Kepala simetris tidak terdapat bekas luka, dan rambut terlihat kotor
Kulit terlihat kering, muhosa terlihat lebab, kepala simetris terdapat bekas luka di bagian pelipis.
3
Mata
Normal
Normal
4
Telinga
kotor, Normal
Bersih, Normal
5
Hidung
Normal, bersih
Normal, Bersih
6
Mulut
Normal, Bersih
Kotor, banyak karang gigi, banyak gigi yang berlobang
7
Dada
Normal, Simetris, Suara Nafas Vesikuler, Fermitus Normal, Batas Organ Paru-paru Normal.
Normal, Simetris, Suara Nafas Vesikuler, Fermitus Normal, Batas Organ Paru-paru Normal.
8
Abdomen
Normal, Batas Organ Hepar Normal,Suara Bowel : 15 x/menit, kontur lunak, tidak ada lesi.
Normal, Batas Organ Hepar Normal,Suara Bowel : 15 x/menit, kontur lunak, tidak ada lesi.
9
Ektermitas
Normal, kekuatan otot 5, tidak ada fraktur , dan nyeri sendi.
Normal, kekuatan otot 5, tidak ada fraktur , dan nyeri sendi, terdapat bekas luka pada kaki
Kesimpulan
Bapak Paiman sehat dan mampu melakukan kegiatannya sehari-hari secara mandiri
Adanya karang gigi dan gigi berlobang, menunjukan adanya kemungkinan tidak adanya perawatan gigi dan mulut.

L.       Harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan keluarga
Ibu Ngadiyah berharap dapat menyelesaikan masalah yang dia hadapi sekarang, dan tetap dapat terus menjaga kesehatannya agar dapat memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, dan tidak bergantung pada suaminya.

Analisis Data Keperawatan Keluarga
No
Data
Diagnosa Keperawatan
1
DO:
-          Ibu Ngadiyah terlihat sendiri tinggal dirumahnya dan memenuhi kebutuhannya sendiri
-          Ibu Ngadiyah terlihat sering memikirkan sesuatu masalah yang amat berat
-          Bapak Paimin datang dan terlihat terganggu oleh keberadaan mahasiswa praktek
DS:
-          Ibu Ngadiyah mengatakan dia jarang ditemani oleh suaminya saat berada dirumah
-          Ibu Ngadiyah mengatakan tidak mempunyai anak sehingga dia kadang merasa kesepian
-          Ibu Ngadiyah mengatakan dia tidak mempunyai keluarga selain suaminya, dan jarang mendapatkan perhatian dan kasih sayang
Gangguan proses keluarga b/d krisis perkembangan d/d Ibu Ngadiyah terlihat sendiri tinggal dirumahnya dan memenuhi kebutuhannya sendiri,  terlihat sering memikirkan sesuatu masalah yang amat berat, serta Bapak Paimin datang dan terlihat terganggu oleh keberadaan mahasiswa praktek, Ibu Ngadiyah mengatakan dia jarang ditemani oleh suaminya saat berada diruma, mengatakan tidak mempunyai anak sehingga dia kadang merasa kesepian, dan mengatakan dia tidak mempunyai keluarga selain suaminya, dan jarang mendapatkan perhatian dan kasih sayang
2
DO:
-          Ibu Ngadiyah sering terlihat melamun didepan rumah
-          Ibu Ngadiyah terlihat tidak berdaya dan takut pada suaminya dan hanya mampu terdiam akan masalah yang dia alami dan tidak diceritakan kembali oleh mahasiswa.
DS:
-          Ibu Ngadiyah mengatakan menjadi buruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya
-          Ibu Ngadiyah mengatakan suaminya jarang memberikan nafkah padanya
-          Ibu Ngadiyah mengatakan suaminya tidak peduli padanya dan datang hanya untuk dipenuhi kebutuhannya
Ketidakefektifan performa peran b/d sosial yaitu konflik d/d Ibu Ngadiyah sering terlihat melamun didepan rumah , terlihat tidak berdaya dan takut pada suaminya dan hanya mampu terdiam akan masalah yang dia alami dan tidak diceritakan kembali oleh mahasiswa. Ibu Ngadiyah mengatakan menjadi buruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya , mengatakan suaminya jarang memberikan nafkah padanya, dan mengatakan suaminya tidak peduli padanya dan datang hanya untuk dipenuhi kebutuhannya.
3
DO:
-          Ibu Ngadiyah terlihat jarang berinteraksi dengan tetangga
-          Ibu Ngadiyah terlihat sering mengembalakan kambingnya dan pergi keladang untuk mengambil rumput
DS:
-          Ibu Ngadiyah mengatakan dia mempunyai perasaan yang tidak enak dengan tetangga sekitar rumahnya
-          Ibu Ngadiyah mengatakan dia pernah menjadi buruh yang tidak dibayar saat mengurusi salah satu sawah warga
-          Ibu ngadiyah mengatakan tidak pernah mengikuti pertemuan RT dan arisan.
Hambatan Interaksi Sosial b/d ketidakadaan orang terdekat, d/d Ibu Ngadiyah terlihat jarang berinteraksi dengan tetangg, terlihat sering mengembalakan kambingnya dan pergi keladang untuk mengambil rumput. Ibu Ngadiyah mengatakan dia mempunyai perasaan yang tidak enak dengan tetangga sekitar rumahnya, dia pernah menjadi buruh yang tidak dibayar saat mengurusi salah satu sawah warga dan tidak pernah mengikuti pertemuan RT dan arisan.



PRIORITAS MASALAH
Diagnosa 1: Gangguan proses keluarga b/d krisis perkembangan d/d Ibu Ngadiyah terlihat sendiri tinggal dirumahnya dan memenuhi kebutuhannya sendiri,  terlihat sering memikirkan sesuatu masalah yang amat berat, serta Bapak Paimin datang dan terlihat terganggu oleh keberadaan mahasiswa praktek, Ibu Ngadiyah mengatakan dia jarang ditemani oleh suaminya saat berada diruma, mengatakan tidak mempunyai anak sehingga dia kadang merasa kesepian, dan mengatakan dia tidak mempunyai keluarga selain suaminya, dan jarang mendapatkan perhatian dan kasih sayang
Kriteria
Skor
Pembenaran
Sifat Masalah : Krisis
1/3
Masalah dikatakan krisis apabila masala ini menganggu beberapa proses keluarga baik peran, struktur, pola komunikasi.
Kemungkinan Masalah dapat diubah : Sebagian
1
Masalah hanya sebagian dapat diubah apabila adanya keinginan dan keterbukaan antara anggota keluarga, dan mampu memenuhi kebutuhan akan fungsi keluarga
Potensial masalah untuk dicegah : Rendah
1/3
Masalah sulit untuk dicegah karena masalah yang ada sudah lama dan sangat mempengaruhi keluarga dalam kehidupan sehari-harinya
Menonjolnya masalah : tidak perlu segera
½
Masalah yang Ibu Ngadiyah rasakan tidak terlalu dipedulikan oleh suaminya, suaminya merasa semua baik-baik saja
Jumlah
1,7
Diagnosa 2: Ketidakefektifan performa peran b/d sosial yaitu konflik d/d Ibu Ngadiyah sering terlihat melamun didepan rumah , terlihat tidak berdaya dan takut pada suaminya dan hanya mampu terdiam akan masalah yang dia alami dan tidak diceritakan kembali oleh mahasiswa. Ibu Ngadiyah mengatakan menjadi buruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya , mengatakan suaminya jarang memberikan nafkah padanya, dan mengatakan suaminya tidak peduli padanya dan datang hanya untuk dipenuhi kebutuhannya.
Sifat Masalah : Krisis
1/3
Masalah dikatakan krisis apabila masala ini menganggu beberapa proses keluarga baik peran, struktur, pola komunikasi
Kemungkinan Masalah dapat diubah : tidak dapat
0

Potensial masalah untuk dicegah : Cukup
2/3
Masalah mampu dicegah apabila ada adekutan komunikasi dan anggota keluarga mampu mengatakan keinginan dari masing-masing untuk menyelesaikan masalah
Menonjolnya masalah : tidak dirasakan
0

Jumlah
1
Diagnosa 3: Hambatan Interaksi Sosial b/d ketidakadaan orang terdekat, d/d Ibu Ngadiyah terlihat jarang berinteraksi dengan tetangg, terlihat sering mengembalakan kambingnya dan pergi keladang untuk mengambil rumput. Ibu Ngadiyah mengatakan dia mempunyai perasaan yang tidak enak dengan tetangga sekitar rumahnya, dia pernah menjadi buruh yang tidak dibayar saat mengurusi salah satu sawah warga dan tidak pernah mengikuti pertemuan RT dan arisan.
Sifat Masalah : Krisis
1/3
Masalah dikatakan krisis apabila masala ini menganggu beberapa proses dalam bermasyrakat, seorang manusia tidak mampu hidup sendiri , harus bersosial dengan begitu dia akan mempunyai sistem pendukung
Kemungkinan Masalah dapat diubah : Sebagian
1
Masalah ini dapat diubah apabila individu mampu mengubah pndangannya dalam bermasyarakat dan adanya pihak-pihak terkait.
Potensial masalah untuk dicegah : Tinggi
1/3
Masalah ini mampu dicegah untuk terulang kedua kalinya asalkan adanya kemampuan dari warga dan individu itu sendiri, dan warga mampu menerima individu tersebut
Menonjolnya masalah : tidak dirasakan
0

Jumlah
2/3
Kesimpulan
1.      Gangguan proses keluarga b/d krisis perkembangan d/d Ibu Ngadiyah terlihat sendiri tinggal dirumahnya dan memenuhi kebutuhannya sendiri,  terlihat sering memikirkan sesuatu masalah yang amat berat, serta Bapak Paimin datang dan terlihat terganggu oleh keberadaan mahasiswa praktek, Ibu Ngadiyah mengatakan dia jarang ditemani oleh suaminya saat berada diruma, mengatakan tidak mempunyai anak sehingga dia kadang merasa kesepian, dan mengatakan dia tidak mempunyai keluarga selain suaminya, dan jarang mendapatkan perhatian dan kasih sayang
2.      Ketidakefektifan performa peran b/d sosial yaitu konflik d/d Ibu Ngadiyah sering terlihat melamun didepan rumah , terlihat tidak berdaya dan takut pada suaminya dan hanya mampu terdiam akan masalah yang dia alami dan tidak diceritakan kembali oleh mahasiswa. Ibu Ngadiyah mengatakan menjadi buruh untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya , mengatakan suaminya jarang memberikan nafkah padanya, dan mengatakan suaminya tidak peduli padanya dan datang hanya untuk dipenuhi kebutuhannya.
3.      Hambatan Interaksi Sosial b/d ketidakadaan orang terdekat, d/d Ibu Ngadiyah terlihat jarang berinteraksi dengan tetangg, terlihat sering mengembalakan kambingnya dan pergi keladang untuk mengambil rumput. Ibu Ngadiyah mengatakan dia mempunyai perasaan yang tidak enak dengan tetangga sekitar rumahnya, dia pernah menjadi buruh yang tidak dibayar saat mengurusi salah satu sawah warga dan tidak pernah mengikuti pertemuan RT dan arisan.


RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
No
Diagnosa Keperawatan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Rencana Tindakan
Metode pertemuan klien dan keluarga
Sumber dan alat bantu yang dibutuhkan
1.
Gangguan proses keluarga b/d krisis perkembangan d/d Ibu Ngadiyah terlihat sendiri tinggal dirumahnya dan memenuhi kebutuhannya sendiri,  terlihat sering memikirkan sesuatu masalah yang amat berat, serta Bapak Paimin datang dan terlihat terganggu oleh keberadaan mahasiswa praktek, Ibu Ngadiyah mengatakan dia jarang ditemani oleh suaminya saat berada diruma, mengatakan tidak mempunyai anak sehingga dia kadang merasa kesepian, dan mengatakan dia tidak mempunyai keluarga selain suaminya, dan jarang mendapatkan perhatian dan kasih sayang
Setelah mendapatkan Intervensi keperawatan, fungsi keluarga diharapkan dapat membaik
Setelah dilakukan intervensi, diharapkan keluarga mampu :
1.    Menyampaikan keinginan dan terbuka akan perasaan yang dia rasakan
2.    Meyelesaikan masalah yang ada dalam keluarga
3.    Mampu menghargai anggota keluarga satu dengan yang lain
4.    Memberikan dukungan satu dengan yang lain

-       observasi kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah dan kemampuan koping
-       identifikasi perbedaan pandangan dalam memandang masalah pada anggota keluarga  
-         Bina hubungan saling percaya pada klien, empati, simpati dan nyaman serta rahasia
-         Bantu klien untuk menrefleksi dan mengklarifikasi perasaan pada masalah yg sedang dihadapi
-         Bantu klien untuk memanfaatkan support sistem untuk menyelesaikan masalah
-          Ajarkan klien agar mampu menyampaikan isi hatinya
-          Kolaborasi dengan sistem pendukung keluarga seperti tetangga saudara dsb untuk memfasilitasi mediasi untuk penyelesaian masalah keluarga (bilaperlu)

Home visit
Counseling








FORMAT CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA
No
Tanggal
Jam
Implementasi
Evaluasi
1
10 Maret 2015
12.30
1.    Mengobservasi kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah dan kemampuan koping
2.    Mengidentifikasi perbedaan pandangan dalam memandang masalah pada anggota keluarga 
3.    Membina hubungan saling percaya pada klien, empati, simpati dan nyaman serta rahasia
4.    Membantu klien untuk merefleksi dan mengklarifikasi perasaan pada masalah yg sedang dihadapi
5.    Membantu klien untuk memanfaatkan support sistem untuk menyelesaikan masalah
6.    Mengajarkan klien agar mampu menyampaikan isi hatinya
7.    Meminta bantuan dengan tetangga atau ibu dukuh sebagai orang yg melakukan meditasi penyelesaian masalah( bila perlu).
S: Ibu Ngadiyah mengatakan masalah yang dia hadapi bermula dari status ekonomi , dan setelah dilakukan konseling mengerti apa yang harus dia lakukan kepada suaminya
O: Ibu Ngadiyah terlihat memahami jalannya konseling keluarga
A: Gangguan Proses Keluarga teratasi sebagian
P: Lanjutkan Konseling keluarga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOP Bladder Training

Bladder Training 1.       Persiapan Alat ü   Klem kateter/ klem arteri ü   Penampung urin (pispot) ü   Alat pelindung diri (APD) 2.       Tahap Pra Interaksi ü   Verifikasi order : akan melakukan bladder training pada klien Ibu M. ü   Siapkan alat-alat ü   Siap bertemu dengan klien 3.       Tahap Orientasi ü   Berikan salam, panggil klien dengan nama serta memperkenalkan diri (“permisi Ibu< benar ini dengan Ibu M? oiyah baiklah ibu, perkenalkan ibu saya perawat Neza yang hari ini bertugas hari ini dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00 siang nanti”) ü   Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga (“Ibu , tujuan saya kesini yaitu akan melakukan bladder training, maksudnya yaitu ibu sedang terpasang selang pipis jadi agar ibu tidak terlalu bergantung dengan selang pipis maka akan saya latih pelan-pelan agar mampu nanti nya pipis dengan lancer dan normal apabila selang pipis telah dilepaskan. Mengingat kondisi ibu yang sudah semakin m

Laporan Pendahuluan Kebutuhan aman dan Nyaman :Nyeri Akut

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN : NYERI AKUT A.       DEFINISI Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, yang bersifat subyektif, yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan dan potensial kerusakan (Internasional Assosiation for the Study of Pain [IASP], 2012). Nyeri bersifat sangat individual yang dipengaruhi aspek biologi, sosial, dan spiritual. Sedangkan menurut NANDA Nursing Diagnosis (2011), nyeri adalah ketidaknyamanan sendori dan pengalaman emosional disebabkan adanya kerusakan jaringan secara aktual maupun potensial. Secara umum, nyeri dikategorikan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik. Menurut NANDA (2011) nyeri akut adalah nyeri kurang dari 6 bulan dan nyeri Kronis adalah nyeri dengan durasi lebih dari 6 bulan. Pengkategorian tersebut sesuai dengan Smeltzer dan Barae (2010) bahwa nyeri dinyatakan kronis jika telah timbul selama 6 bulan atau lebih, terlalu lama untuk mengungkapkan bahwa nyeri termasuk nyeri kro

Laporan Pendahuluan Kebutuhan Pola Eliminasi

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN POLA ELIMINASI : DIARE A.       DEFINISI Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh. Pembuangan dapat melalui urine atau bowel. (Tarwoto&Wartonah, 2006). Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan jarang buang air besar, keras, feses kering. Untuk mengatasi gangguan eliminasi fekal biasanya dilakukan huknah, baik huknah tinggi maupun huknah rendah. Memasukkan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon desenden dengan menggunakan kanul rekti. Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa bowel (feses). Pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal biasanya berbanding lurus dengan rendahnya insiden kanker kolorektal (Robinson& Weigley, 1989). Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Frekwensi de