Langsung ke konten utama

Perawatan perioperatif pada pasien dengan Sistem endokrin , sistem perkemihan , dan sistem pencernaan

Perawatan perioperatif pada pasien dengan Sistem endokrin , sistem perkemihan , dan sistem pencernaan

Perawatan perioperatif adalah adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan pengalaman pembedahan pasien . Kata perioperatif adalah gabungan dari tiga fase pengalaman pembedahan yaitu : pre operatif, intra operatif dan post operatif (Kozier et al, 2010)

Perawatan perioperatif dibagi menjadi

  1. Perawatan preoperatif
  1. DEFINISI : tahap pertama dari perawatan perioperatif yang dimulai ketika pasien diterima masuk di ruang terima pasien dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan (Brunner & Suddarth, 2010).
  2. Tujuan : mencegah kegagalan operasi akibat ketidakstabilan kondisi pasien. Untuk itu perlu dilakukan persiapan pembedahan
  3. Persiapan pada preoperatif
  • Persiapan psikologi

Persiapan ini meliputi peristiwa operasi, pemeriksaan sebelum operasi (alasan persiapan), alat khusus yang diperlukan, pengiriman ke ruang bedah, ruang pemulihan, kemungkinan pengobatan- pengobatan setelah operasi, bernafas dalam dan latihan batuk, latihan kaki, mobilitas dan membantu kenyamanan

  • Persiapan fisiologi
  1. Diit / puasa – 8 jam menjelang op puasa makan, 4 jam preoperasi puasa minum, pada operasi dengan anestesilokal dan spinal makanan ringan tetap boleh diberikan. Agar tidak terjadi aspirasi dan membuat mejaoperasi kotor
  2.  Persiapan perut – lavement
  3. Pencukuran
  4. Pemeriksaan penunjang diagnostik
  5. Inform content
  1. Perawatan intra operatif
  1. Definisi  : dimulai ketika pasien masuk atau dipindahkan ke instalasi bedah dan berakhir saat pasien dipindahkan ke ruang pemulihan (Brunner & Suddarth, 2010).
  2. Tujuan : operasi berjalan dengan aman, sesuai prosedur, dan tidak ada komplikasi saat di meja operasi.
  3. Tindakan : mencakup pemasangan IV cath, pemberian medikasi intaravena, melakukan pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan menjaga keselamatan pasien --: letak tubuh yang akanndioperasi , identitas pasien, tipe anestesiyang akan dilakukan , RPD
  1. Perawatan post operatif
  1. Definisi : tahap lanjutan dari perawatan pre operatif dan intra operatif yang dimulai ketika klien diterima di ruang pemulihan (recovery room) / pasca anaestesi dan berakhir sampai evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau di rumah (Brunner & Suddarth, 2010)
  2. Aktivitas yang dapat dilakukan : peningkatan penyembuhan pasien dan melakukan penyuluhan, perawatan tindak lanjut dan rujukan yang penting untuk penyembuhan dan rehabilitasi serta pemulangan ke rumah

Perawatan operatif pada pasien terkait dengan  sistem endokrin

Kasus yang terjadi adalah pada pasien dengan gangguan metabolisme yaitu diabetes

Preoperatif

Pemeberian obat-obatan untuk kasus bedah mayor ( Metformin) dihentikan 2 hari sebelumnya. Sebelum operasi pada pasien dengan DM diobservasi untuk gula minimal / 4 jam sekali. Hindari penggunaan infus Ringer laktat karena mampu meningkatankadargula dalam darah.

Edukasi tanda-tanda hipoglikemia pada pasien yang dipuasakan saat direncakan tindakan pembedahan

Postoperasi

Pantau ketat reaksi pasca operasi, adanya imbalaced elektrolit atau tidak?.

Edukasi tentang mobilisasi dini yang bertahap

Edukasi tentang cara perawatan luka pasca operasi yang dapat menjadi prognosis perbrukan dan penyembuhan luka lama akibat komplikasi yang terjadi dari penyakit DM

Edukasi tentang makan makanan yang tinggi protein

Perawatan perioperatif terkait sistem pencernaan

Preoperatif

Tindakan operasi yang melibatkan sistem pencernaan – mayor

Sehingga pasien saat pre operatif disiapkan dengan baik terkait dengan hasil-hasil lab yang jika ada yang rendah/ tertlalu tinggi pertimbangkan ulang utuk penundaan rencana operasi, terkecuali kondisi pasien tidak memungkinkan untuk penundaan tersebut.

Edukasi dengan baik dan benar terkait mobilisasi dini pasca operasi, pemberian diit yang mengandung extra protein tinggi untuk mempercepat penyembuhan luka pascaopersi dan mencegah wound dehisance .

Edukasi tentang bagaimana cara perawatan luka yang baik dan benar untuk mencegah infeksi dan perawatan jangka panjang dirumah maupun dirumah sakit.

Postoperasi

Pemberian analgetik yang terporgram dan tersesuaikan dengan kondisi pasien perlu dipertimbangkan, karena nyeri yang dihasilkan dari pasca pembedahan dapat mempengaruhi length of stay pasien yang nantinya berhubungan dengan kecemasan, sehingga saat tubuh mengalami kecemasan dan meningkatkan hormon terjadinya stress tubuh tidak mampu menghasilkan regenerasi sel endotel untuk  mempercepat penyembuhan.

Perawatan luka yang diberikan saat dirumah sakit diharapkan dapat diterapkan dirumah agar luka dapat sembuh. Perlakukan early mobilitation juga dapat mempengaruhi percepatan penyembuhan pada pasien dengan kasus pembedahan mayor. Dengan mempercepat mobilasasi maka peredaran darah menjdai lancar dan peristaltik usus kembali.

Tindakan operasi melibatkan sistem perkemihan

Preoperatif

Kaji tetang kecemasan dan adanya kurang infromasi terkait denganpembedahan yang akan dilakukan,

Edukasi tentang latihan nafas dalam, latihan kaki, dan pemberian makan dan minum pasca operasi serta mobilisasi untuk mencegah trombosis vena . serta pada kasus TURP dijelaskan pencegahan valsava manuver menghindari mengejan saat defekasi, menahan nafas saat berpindah , menghindari batu dan bersin keras karenadapat meningkatakan tekanan vena yang  menimbulkan hematuri.

Intraoperatif

Posisi lithotomi dapat meningkatan sindrom kompartemen , shingga pada opersiyang terkait dengan sistem perkemihan , dilakukan denganpembatasan jam. Sehingga dapat mengurangi kejadian perdarahan yang hebat

Post operatif

Observasi adanya perdarahan yang berlebih, pada pasien dengan post operasi pada sistem perkemehina diberikan pemasangan traksi pada kateter hal ini guna necegah terjadinya perdarahan. Serta pemberian continues bladder irigation untuk mengeluarkan darah agar tidak menjadi obstruksi selain itu edukasi tentang diit cairan minimal 2-3 liter sehari .  selain itu pada beberapa pasien mengalami disfungsi seksual akibat obstruksi saluran kemih, anjutkan untuk melakukan senam kegel. Kemudian anjurkan untuk latihan berkemih .

Edukasi tentang menghindari perjalanan menggunakan motor jarak jauh, angkat berat saat dirumah, mengejan agar tidak terjadi perdarahan akibat tekanan vena

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SOP Bladder Training

Bladder Training 1.       Persiapan Alat ü   Klem kateter/ klem arteri ü   Penampung urin (pispot) ü   Alat pelindung diri (APD) 2.       Tahap Pra Interaksi ü   Verifikasi order : akan melakukan bladder training pada klien Ibu M. ü   Siapkan alat-alat ü   Siap bertemu dengan klien 3.       Tahap Orientasi ü   Berikan salam, panggil klien dengan nama serta memperkenalkan diri (“permisi Ibu< benar ini dengan Ibu M? oiyah baiklah ibu, perkenalkan ibu saya perawat Neza yang hari ini bertugas hari ini dari pukul 08.00 hingga pukul 14.00 siang nanti”) ü   Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien dan keluarga (“Ibu , tujuan saya kesini yaitu akan melakukan bladder training, maksudnya yaitu ibu sedang terpasang selang pipis jadi agar ibu tidak terlalu bergantung dengan selang pipis maka akan saya latih pelan-pelan agar mampu nanti nya pipis dengan lancer dan normal apabila selang pipis telah dilepaskan. Mengingat kondisi ibu yang sudah semakin m

Laporan Pendahuluan Kebutuhan aman dan Nyaman :Nyeri Akut

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN AMAN DAN NYAMAN : NYERI AKUT A.       DEFINISI Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan, yang bersifat subyektif, yang diakibatkan oleh kerusakan jaringan dan potensial kerusakan (Internasional Assosiation for the Study of Pain [IASP], 2012). Nyeri bersifat sangat individual yang dipengaruhi aspek biologi, sosial, dan spiritual. Sedangkan menurut NANDA Nursing Diagnosis (2011), nyeri adalah ketidaknyamanan sendori dan pengalaman emosional disebabkan adanya kerusakan jaringan secara aktual maupun potensial. Secara umum, nyeri dikategorikan menjadi nyeri akut dan nyeri kronik. Menurut NANDA (2011) nyeri akut adalah nyeri kurang dari 6 bulan dan nyeri Kronis adalah nyeri dengan durasi lebih dari 6 bulan. Pengkategorian tersebut sesuai dengan Smeltzer dan Barae (2010) bahwa nyeri dinyatakan kronis jika telah timbul selama 6 bulan atau lebih, terlalu lama untuk mengungkapkan bahwa nyeri termasuk nyeri kro

Laporan Pendahuluan Kebutuhan Pola Eliminasi

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN KEBUTUHAN POLA ELIMINASI : DIARE A.       DEFINISI Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolisme tubuh. Pembuangan dapat melalui urine atau bowel. (Tarwoto&Wartonah, 2006). Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan jarang buang air besar, keras, feses kering. Untuk mengatasi gangguan eliminasi fekal biasanya dilakukan huknah, baik huknah tinggi maupun huknah rendah. Memasukkan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon desenden dengan menggunakan kanul rekti. Eliminasi fekal adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh berupa bowel (feses). Pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal biasanya berbanding lurus dengan rendahnya insiden kanker kolorektal (Robinson& Weigley, 1989). Defekasi adalah pengeluaran feses dari anus dan rektum. Hal ini juga disebut bowel movement. Frekwensi de